WeLcoMe gUyS

Selasa, 25 Januari 2011

analisis BEP

Manfaat Break-Even Point :
1.Menentukan posisi laba-rugi perusahaan
2.Menentukan penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian
3.Menentukan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu

Persamaan BEP :
Y=cx – bx – a
Y = laba
c = harga jual per unit
x = jumlah produk
b = biaya variabel satuan
a =biaya tetap total
cx = hasil penjualan
bx = biaya variabel total

X(BEP dalam unit) = a/(c-b)
CX(BEP dalam unit) = ac/(c-b) = a/(1 - b/c)

analisis perubahan pendapatan

Pengertian Pendapatan
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi (selama periode) yang timbul dalam rangka kegiatan usaha dari suatu badan bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, selain yang berkaitan dengan meningkatkan kontribusi dari ekuitas peserta. (IAS 18,7).
Pendapatan harus diukur pada nilai wajar dengan pertimbangan diterimanya piutang.(IAS 18,9)

Pengakuan PendapatanPencatatan jumlah rupiah pendapatan secara formal ke dalam sistem pembukuan sehingga jumlah tersebut terefleksi dalam statement keuangan.
Dua konsep penting:
Pembentukan pendapatan (earning of revenue)
Realisasi pendapatan (realization of revenue)

Saat Pengakuan Pendapatan
Berbagai gagasan:
Saat kontrak penjualan disepakati
Selama proses produksi secara bertahap
Saat produksi selesai
Saat penjualan
Saat kas terkumpul

A. Permintaan
Permintaan adalah keinginan konsumen untuk membeli suatu komoditi pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan :
Harga barang yang bersangkutan (Px)
Harga barang lain yang terkait (substitusi / komplemen / Pz)
Tingkat pendapatan (I)
Selera / kebiasaan (T)
Jumlah penduduk (Pen)
Perkiraan harga komoditi yang bersangkutan dimasa mendatang (Pxe)
Distribusi pendapatan (Dist)
Usaha-usaha produsen dalam meningkatkan penjualan (Prom)

Hukum permintaan
Permintaan suatu barang akan meningkat jika harga barang tersebut turun dan permintaan barang akan turun jika harga barang tersebut naik, ceterisparibus.
(Ceterisparibus berarti faktor selain harga komoditi yang bersangkutan dipertahankan konstan / tidak berubah)

Kasus – kasus pergeseran kurva permintaan
Berubahnya harga komoditi substitusi
Berubahnya harga komoditi komplemen
Berubahnya pendapatan masyarakat
Berubahnya selera
Berubahnya jumlah penduduk
perkiraan harga X dimasa mendatang
Upaya produsen meningkatkan penjualan

B. Penawaran (Supply-Sx)
Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan (jual) pada berbagai tingkat harga selama satu periode tertentu

Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran :
Harga barang yang bersangkutan (Px)
Harga barang lain yang terkait (substitusi / komplemen / Pz)
Harga faktor produksi (Pi)
Biaya produksi (Bp)
Teknologi (Ti)
Jumlah pedagang (Jp)
Tujuan perusahaan (Tp)
Kebijakan pemerintah (Kp)

Kasus perubahan penawaran (pergeseran kurva penawaran):
Biaya produksi naik (jumlah penawaran berkurang dan kurva penawaran bergeser ke kiri)
Diskusikan di kelas untuk kasus:
Harga barang substitusi naik
Terdapat kemajuan teknologi produksi
Harga bahan baku naik
Harga barang komplemen turun

Keseimbangan pasar (market equilibrium):
Keseimbangan pasar adalah suatu kondisi dimana ditandai dengan tidak terjadinya kelebihan penawaran (excess suplly) karena harga terlalu tinggi atau kelebihan permintaan (excess demand) karena harga terlalu rendah
Secara matematik, QSx = QDx
Secara grafis terjadi pada titik potong antara kurva permintaan dengan kurva penawaran

analisis rasio keuangan

Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi
perusahaan, analis keuangan memerlukan beberapa tolak
ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau
atau indeks, yang menghubungkan dua data keuangan
yang satu dengan yang lainnya.

Menurut James C. Van Home (Sawir, 2001); "Analisis
dan interpretasi dari macam-macam rasio dapat
memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi
keuangan dan prestasi perusahaan bagi para analis yang
ahli dan berpengalaman dibandingkan analisis yang
hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang
tidak berbentuk rasio ".

Rasio analisis keuangan meliputi dua jenis
perbandingan. Pertama, analis dapat memperbandingkan
rasio sekarang dengan yang lalu dan yang akan datang
untuk perusahaan yang sama (perbandingan internal).
Kedua, perbandingan meliputi pebandingan lainnya yang
sejenis atau dengan rata-rata industri pada satu titik yang
sama (perbandingan ekstemal).

Rasio-rasio menurut Fred Weston Thomas E.
Copeland (Sawir, 2001) dikelompokan kedalam 5
kelompok dasar, yaitu: likuiditas, leverage, aktivitas,
profitabilitas, dan penilaian.

1. Analisis likuiditas perusahaan
Pada umumnya perhatian pertama analis keuangan
adalah likuiditas. Rasio likuiditas yang umum digunakan
adalah current ratio (rasio Lancar).
Current Ratio = Current Assets/Current Liabilities
(Rasio Lancar = Aktiva Lancar / Hutang Lancar)
Current Ratio merupakan ukuran yang paling umum
digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi
kewajiban jangka pendek karena rasio ini menunjukan
seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek
dipenuhi oleh aktiva yang dipekirakan menjadi uang
tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo
utang.
Rasio Likuiditas lain yang umum digunakan adalah
rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
Quick Ratio = (Current Assets - Inventory) / Current Liabilities )
( Rasio Cepat = (Aktiva Lancar - Persediaan) / Hutang Lancar )
Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat
likuiditasnya rendah, sering mengalami fluktuasi harga,
dan unsur aktiva lancar ini sering menimbulkan kerugian
jika terjadi likuidasi. Jadi rasio cepat lebih baik dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek.

2. Analisis Struktur Keuangan

Struktur keuangan adalah bagaimana cara perusahaan
mendanai aktivanya. Aktiva perusahaan didanai dengan
utang jangka pendek, utang jangka panjang, dan modal
pemegang saham, sehingga seluruh sisi kanan dari neraca
memperlihatkan struktur keuangan.
Struktur modal adalah pendanaan permanen yang
terdiri utang jangka panjang, saham preferen, dan modal
pemegang sahaam. Nilai buku dari modal pemegang
saham terdiri dari saham biasa, modal disetor atau
surplus, modal dan akumulasi laba ditahan. Dengan
pcrsamaan:
Struktur Keuangan - Hutang Lancar = Struktur Modal
Pemilihan struktur keuangan merupakan masalah yang
menyangkut komposisi pendanaan yang akan digunakan
oleh perusahaan, yang pada akhirnya berarti penentuan
berapa banyak hutang (leverage keuangan) yang akan
digunakan oleh perusahaan untuk mendanai aktivanya.
Bila semua dana untuk membiayai aktiva perusahaan
berasal dari pemilik dalam bentuk saham biasa,
perusahaan tidak terikat pada kewajiban tetap untuk
membayar bunga atas hutang yang diambil dalam rangka
pendanaan perusahaan.
Bunga adalah biaya tetap keuangan yang harus dibayar
dan ditambahkan pada biaya tetap operasi tanpa
mempedulikan tingkat laba perusahaan. Jadi, suatu
perusahaan yang menggunakan utang akan lebih berisiko
daripada perusahaan tanpa utang, karena selain
mempunyai resiko bisnis, perusahaan yang menggunakan
hutang mempunyai resiko keuangan.
Resiko keuangan timbul karena penggunaan utang,
yang menyebabkan lebih besarnya variabilitas laba bersih
(net income).
Leverage keuangan adalah penggunaan hutang.
Apabila hasil pengembalian atas aktiva, yang ditunjukan
oleh besarnya rentabilitas ekonomis, lebih besar daripada
biaya hutang, leverage itu menguntungkan dan hasil
pengembalian atas modal (rentabilitas modal sendiri)
dengan penggunaan leverage ini juga akan meningkat.
Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan
tradeoff antara resiko dan pengembalian. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi keputusan sehubungan
dengan struktur modal. Yang pertama adalah resiko bisnis
perasahaan, atau tingkat resiko yang terkandung pada
aktiva perusahaan apabila ia tidak menggunakan hutang.
Makin besar resiko perusahaan, makin rendah resiko
utangnya yang optimal.
Faktor kunci yang kedua adalah posisi pajak
perusahaan. Alasan utama untuk menggunakan hutang
adalah karena biaya bunga dapat dikurangkan dalam
perhitungan pajak, sehingga meminimalkan biaya hutang
yang sesungguhnya.
Faktor ketiga adalah fleksibilitas keuangan, atau
kemampuan untuk menambah modal dengan persyaratan
yang masuk akal dalam kedaan yang kurang
menguntungkan.
Rasio-rasio leverage yang umum digunakan antara lain,
adalah: Rasio Utang terhadap Ekuitas atau DER (Debt to
Equity Ratio):
DER = Total Debt / Total Equity
DER = Total Hutang / Total Ekuitas)
Rasio ini menggambarkan perbandingan hutang dan
ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan
kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk
memenuhi seluruh kewajibannya.

3. Analisis Aktivitas Perusahaan

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan
memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada
pengendaliannya.
Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan
antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis
aktiva.
Rasio-rasio aktivitas yang umum digunakan adalah:
a. Rasio Perputaran Persediaan
(ITR = Inventory Turnover ratio)
ITR (at cost) = Cost of Goods Sold/Average Inventory
(Rasio Perputaran Persediaan=HPP/Rata2 Persediaan)
ITR (at market) = Sales/ Inventory
(Rasio Perputaran Persediaan=Penjualan/Persediaan)
Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi
pengelolaan persediaan barang dagangan. Rasio ini
merupakan indikasi yang cukup populer untuk
menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan
seberapa baiknya manajemen mengontrol modal
yang ada pada persediaan. Dan dua persamaan rasio
perputaran persediaan (at cost) dan rasio perputaran
persediaan (at market). Banyak lembaga peneliti
rasio keuangan yang lebih mengutamakan rasio
perputaran persediaan (at market) sehingga bila
ingin diperbandingkan dengan rasio industri, rasio
perputaran persediaan (at market) ini yang
digunakan.
b. Rasio Perputaran Total Aktiva
(Total Assets Turnover)
Total Assets Turnover = Sales / Total Assets
(Rasio Perputaran Total Aktiva = Penjualan/Total Aktiva)
Rasio ini menunjukan efektivitas penggunaan
seluruh harta perusahaan dalam rangka
menghasilkan penjualan atau menggambarkan
berapa rupiah penjualan bersih yang dapat
dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan
dalam bentuk harta perusahaan. Kalau
perputarannya lambat, ini menunjukan aktiva yang
dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan
kemampuan menjual.

4. Analisis Profitabilitas ( Kemampulabaan ) Perusahaan

Profitabilitas (Kemampulabaan) merupakan akhir
bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen.
Rasio profitabilitas akan memberikan jawaban akhir
tentang efektivitas manajemen perusahaan, rasio ini
memberi gambaran tentang tingkat efektivitas
pengelolaan perusahaan. Rasio profitabilitas yang umum
digunakan antara lain :
a. Margin Laba kotor (Gross profit Margin)
Gross Profit Margin=(Sales - Cost of Goods Sold) / Sale
Margin Laba Kotor = (Penjualan - HPP) / Penjualan
Rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga
pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan
kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara
efisien. Dalam mengevaluasi dapat dilihat margin per
unit produk, bila rendah maka perusahaan tersebut
sensitif terhadap pesaingnya.
b. Margin Laba Bersih
(Net Profit Margin atau Propit Margin on Sales)
Net Profit Margin=Earning After Taxes(Net Income)/Sales
( Margin Laba Bersih = Laba Bersih / Penjualan)
Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap
penjualan. Tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi
tergantung dari:
1) Operating Profit Margin, yaitu perbandingan antara
laba kotor usaha dan penjualan.
Operating Profit Margin = EBIT/ Sales
2) Perputaran Aktiva (Assets Turnover), yaitu
kecepatan berputarnya total asset dalam suatu
periode tertentu.
Total Assets Turnover = Sales / Total Aktiva
Rentabilitas Ekonomis dapat ditentukan dengan
mengalikan operating profit margin dengan total
assets turnover.
c. Hasil Pengembalian atas Total Aktiva atau ROI
(Return on Investment) atau ROA (Return on Assets).
ROI = EAT (Net Income) / Total Aktiva
Untuk menghitung ROI, ada yang ingin
menambahkan bunga setelah pajak dalam pembilang
dari rasio tersebut. Teori ini didasarkan pada
pendapat bahwa karena aktiva didanai oleh
pemegang saham dan kreditor, maka rasio harus
dapat memberikan ukuran produktivitas aktiva
dalam memberikan pengembalian kepada kedua
penanam modal itu.
ROI = ( EAT + Interest ( 1 - Tax)) / Total Assets
(ROI = ( Laba Bersih + Bunga )) / Total Aktiva)
d. Hasil Pengembalian atas Ekuitas atau ROE (Return
on Equity) atau return on net worth

ROE = EAT / Net Worth
( ROE = Laba Bersih / Ekuitas )
Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah
pemsahaan mengelola modal sendiri (net worth)
secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari
investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri
atau sering disebut rentabilitas usaha.

5. Analisis Penilaian Pasar

Rasio penilaian (Valuation Ratio) adalah ukuran yang
paling komprehensif untuk menilai hasil kerja
perusahaan, karena rasio tersebut mencerminkan
kombinasi pengaruh rasio-resiko dan rasio-hasil
pengembalian.
Rasio penilaian yang umum digunakan antara lain,
adalah: Rasio Harga terhadap Laba atau PER (Price to
Earnings Ratio);
PER = Current Price / Earnings per Share
(PER = Harga Saham / Laba per Saham)
Investor biasanya menghubungkan laba tahun berjalan
terhadap current price dengan menggunakan hubungan
rasio terhadap laba (Price Earnings Ratio, PER). Setelah
EPS untuk tahun mendatang (proyeksi) dapat ditaksir,
maka dengan mengalikan EPS dengan PER akan dapat
ditentukan suatu tingkat harga. PER adalah apa yang
investor bayar untuk aliran earnings. Atau dilihat dari
kebalikannya adalah apa yang investor dapatkan
(peroleh) dari investasi tersebut.
Investor dalam pasar modal yang sudah maju
menggunakan PER untuk mengukur apakah suatu saham
underpriced atau overpriced. PER adalah suatu rasio
sederhana yang diperoleh dengan membagi harga pasar
suatu saham dengan EPS. Besarnya deviden yang yang
dibayar perusahaan tergantung kepada besarnya EPS dan
rasio pembayaran deviden, yang menunjukan bagian laba
yang dibagikan sebagai deviden.

analisis trend dan analisis common size

Analisis tren

Analisis trend merupakan suatu metode analisis statistika yang ditujukan untuk melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang. Untuk melakukan peramalan dengan baik maka dibutuhkan berbagai macam informasi (data) yang cukup banyak dan diamati dalam periode waktu yang relatif cukup panjang, sehingga hasil analisis tersebut dapat mengetahui sampai berapa besar fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap perubahan tersebut.

Secara teoristis, dalam analisis runtun waktu (time series) hal yang paling menentukan adalah kualitas dan keakuratan dari data-data yang diperoleh, serta waktu atau periode dari data-data tersebut dikumpulkan. Jika data yang dikumpulkan tersebut semakin banyak maka semakin baik pula estimasi atau peramalan yang diperoleh. Sebaliknya, jika data yang dikumpulkan semakin sedikit maka hasil estimasi atau peramalannya akan semakin jelek.

Metode Least Square
Metode yang dapat digunakan untuk analisis time series ini adalah
* Metode Garis Linier Secara Bebas (Free Hand Method),
* Metode Setengah Rata-Rata (Semi Average Method),
* Metode Rata-Rata Bergerak (Moving Average Method) dan
* Metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method).

Secara khusus, analisis time series dengan metode kuadrat terkecil dapat dibagi dalam dua kasus, yaitu kasus data genap dan kasus data ganjil. Persamaan garis linear dari analisis time series akan mengikuti:

Y = a + b X.

Keterangan : Y adalah variabel dependen (tak-bebas) yang dicari trendnya dan X adalah variabel independen (bebas) dengan menggunakan waktu (biasanya dalam tahun).

Sedangkan untuk mencari nilai konstanta (a) dan parameter (b) dapat dipakai persamaan:

a = ΣY / N dan
b = ΣXY / ΣX2

Referensi :

* Bianchi M., Boyle M., Hollingsworth D. (1999), "A comparison of methods for trend estimation", Applied Economics Letters, 6(2): 103–109.
* Chatfield, C. (1993), "Calculating Interval Forecasts", Journal of Business and Economic Statistics, 11(2): 121–135.


Analisa Common Size
Laporan dengan prosentase per komponen menunjukan prosentase dari total aktiva yang telah diinvestasikan dalam masing-masing jenis aktiva. Dengan mempelajari laporan dengan prosentase ini dan memperbandingkan dengan rata-rata industri sebagai keseluruhan dari perusahaan yang sejenis, akan dapat diketahui apakah investasi kita dalam suatu aktiva melebihi batas-batas yang umum berlaku (over investment) atau justru masih terlalu kecil (under investment), dengan demikian untuk periode berikutnya kita dapat mengambil kebijaksanaan - kebijaksanaan yang perlu, agar investasi kita dalam suatu aktiva tidak terlalu kecil ataupun terlalu besar.

Laporan dengan cara ini juga menunjukan distribusi daripada hutang dan modal, jadi menunjukan sumber-sumber darimana dana yang diinvestasikan pada aktiva tersebut. Study tentang ini akan menunjukan sumber mana yang merupakan sumber pokok pembelanjaan perusahaan., juga akan menunjukan seberapa jauh perusahaan menggunakan kemampuannya untuk memperoleh kredit dari pihak luar, karena dari itu juga dapat diduga / diketahui berapa besarnya margin of safety yang dimiliki oleh para kreditur.

Prosentase per komponen yang terdapat pada neraca akan merupakan prosentase per komponen terhadap total aktiva, sehingga perbandingan secara horizontal dari tahun ke tahunnya akan menunjukan trend daripada hubungan (trend of relationship), dan tidak menunjukan ada tidaknya perubahan secara absolut. Perubahan ini dapat dilihat kalau dikembalikan pada data absolutnya. Jadi perubahan dari tahun ke tahun tidak menunjukan secara pasti adanya perubahan dalam data absolut.

Laporan dalam prosentase per komponen dalam hubungannya dengan laporan rugi-laba, menunjukan jumlah atau prosentase dari penjualan netto atau net sales yang diserap tiap - tiap individu biaya dan prosentase yang masih tersedia untuk income. Oleh karena itu Common Size percentage analysis banyak digunakan oleh perusahaan dalam hubungannya dengan income statement, karena adanya hubungan yang erat antara penjualan, harga pokok dan biaya operasi, sedang untuk neraca tidak banyak digunakan.
Dalam laporan prosentase per komponen (Common Size statement) semua komponen atau pos dihitung prosentasenya dari jumlah totalnya, tetapi untuk lebih meningkatkan atau menaikan mutu atau kwalitas data maka masing-masing pos atau komponen tersebut tidak hanya prosentase dari jumlah totalnya tetapi juga dihitung prosentase dari masing-masing komponen terhadap sub totalnya, misalnya komponen aktiva lancar dihubungkan atau ditentukan prosentasenya terhadap jumlah aktiva lancar, komponen hutang lancar terhadap jumlah hutang lancar dan sebagainya.

Senin, 24 Januari 2011

Laporan perubahan kas

LAPORAN PERUBAHAN KAS

Sifat Laporan Sumber dan Penggunaan Kas

Laporan Perubahan Kas (cash flow statement) atau Laporan Sumber dan Penggunaan Kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaannya. Laporan sumber dan penggunaan kas ini menunjukkan aliran kas (cash flow) yaitu sumber-sumber peneriman dan penggunaan kas dalam periode yang bersangkutan.
Laporan ini berbeda dengan Laporan Laba Rugi, khususnya yang dalam penyusunannya menggunakan dasar waktu atau accrual basis, karena laporan perubahan kas merupakan suatu ringkasan transaksi keuangan yang berhubungan dengan kas tanpa memperhatikan hubungannya dengan penghasilan yang diperoleh maupun biaya-biaya yang terjadi. Kas merupakan suatu pos yang penting bagi suatu perusahaan.
Kas paling banyak terlibat dalam transaksi-transaksi keuangan. Ini disebabkan oleh sifat transaksi-transaksi yang mencakup harta dan memerlukan penyelesaian dalam bahasa media tukar. Media tukar standart ialah kas. Meskipun kas tidak secara langsung terlibat dalam transaksi, tetapi memberikan dasar pengukuran dan akuntansi untuk semua pos-pos yang sudah ada.Perbedaan yang menyolok tentang aktivitas kas adalah sifat yang tidak produktif.
Karena kas merupakan ukuran nilai, kas tidak dapat bertambah kecuali bila diinvestasikan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Jumlah kas dalam suatu perusahaan yang sangat berlebihan kerap sekali disebut kas menganggur. Manager kas yang efisien mensyaratkan tersedianya kas yang terus bekerja secara kontiniu salah satu dari beberapa cara misalnya sebagai bagian dari siklus akuntansi atau sebagai suatu investasi jangka pendek atau jangka panjang.

Sumber Penerimaan dan Penggunaan Kas

Kas merupakan aktiva paling likuid atau merupakan salah satu unsure modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya, berarti bahwa semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Tetapi suatu perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang besar berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan adanya over investment dalam kas dan berarti pula bahwa perusahaan kurnag efektif dalam mengelola kas.

v  Sumber Penerimaan Kas

Subyek laporan perubahan kas adalah sumber dan penggunaan kas, sedangkan subyek laporan laba rugi adalah penghasilan yang di realisasi atau diperoleh dan biaya yang terjadi tanpa memperhatikan apakah penghasilan itu sudah diterima uangnya atau belum dan apakah biaya-biaya itu sudah dibayar atau belum. Kalau dasar yang digunakan dalam menyusun laporan laba rugi adalah cash basis atau tunai, dimana penghasilan baru diakui kalau sudah diterima uangnya dan biaya diakui kalau sudah dibayar tunai per kas, dalam hal ini laporan laba rugi menunjukkan sumber kas yang berasal dari operasi.

Tetapi perlu diperhatikan bahwa sumber kas tidak hanya dari operasi tetapi masih banyak sumber penerimaan kas lainnya, begitu pula penggunaannya tidak hanya untuk membiayai operasi. Misalnya sumber penerimaan kas dalam perusahaan dapat berasal dari antara lain:
• Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud
• Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas
• Pengeluaran surat tanda utang, baik jangka pendek maupun jangka panjang, seperti utang obligasi, utang hipotik dan yang lainnya.
• Penerimaan kas karena bunga aau dividen dari investasi, sumbangan/ hadiah atau adanya restitusi dari kelebihan pembayaran pajak.

v  Penggunaan Kas
Sedangkan penggunaan atau pengeluaran kas antara lain dapat disebabkan oleh transaksi-transaksi sebagai berikut :
1. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta pembelian aktiva tetap lainnya
2. Penarikan kembali saham yang beredar maupun pengembalian kas perusahaan kepada pemilik perusahaan
3. Pelunasan pembayaran angsuran utang jangka pendek atau panjang
4. Pembelian barang dagangan secara tunai
5. Pembayaran dividen, pajak, denda-denda dan sebagainya.
Oleh karena itu, laporan sumber dan penggunaan kas sifatnya atau cakupannya lebih luas daripada laporan laba rugi baik yang penyusunannya berdasarkan cash basis maupun accrual basis.

Manfaat Laporan Sumber dan Penggunaan Kas

Laporan sumber dan penggunaan kas ini sangat penting, karena dapat dipergunakan sebagai dasar dalam merencanakan kebutuhan kas di masa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas atau cash flow di masa yang akan datang. Sedangkan bagi para kreditor atau bank dengan laporan cash flow ini akan dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau mengembalikan pinjamannya.

Selain itu kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan. Karena kas merupakan salah satu unsur modal yang paling tinggi likuiditasnya, sehingga semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Oleh karena itu, kas harus direncanakan dan diawasi dengan baik, baik penerimaannya maupun penggunaannya.

Laporan Sumber Dan Penggunaan Kas

Penyusunan laporan perubahan kas atau laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan meringkas jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas. Cara ini memakan waktu yang lama karena harus menggolongkan setiap transaksi kas menurut sumber masing-masing serta tujuannya, dan cara ini hanya dapat dilakukan oleh internal analisis yang memungkinkan memperoleh datanya dengan lengkap dan masih murni.
Bagi eksternal analisis, menyusun laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan menganalisis perubahan yang terjadi dalam laporan keuangan yang diperbandingkan antara dua waktu atau akhir periode serta informasi-informasi lain yang mendukung terjadinya perubahan tersebut. Dalam menganalisis perubahan yang terjadi harus diperhatikan kemungkinan adanya perubahan atau transaksi yang tidak mempengaruhi kas (noncash transaction).

Transaksi-transaksi yang tidak mempengaruhi uang kas antara lain sebagai berikut:

a. Adanya pengakuan atau pembebanan depresiasi, amortisasi dan deplesi terhadap aktiva tetap, intangible asset, dan wasting assets. Biaya depresiasi ini merupakan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran kas.

b. Pengakuan adanya kerugian piutang baik dengan membentuk cadangan kerugian piutang maupun tidak, dan penghapusan piutang karena piutang yang bersangkutan sudah tidak dapat di tagih lagi.

c. Adanya penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki dan penghentian dari penggunaan aktiva tetap karena aktiva yang bersangkutan telah habis disusut dan atau sudah tidak dapat dipakai lagi.

d. Adanya pembayaran stock devidend (dividen dalam bentuk saham), adanya penyisihan atau pembatasan penggunaan laba, dan adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadap aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan.